Tuesday, November 3, 2015

Makalah filsafat umum-KESEIMBANGAN INDERA-AKAL-HATI



KESEIMBANGAN INDERA-AKAL-HATI
Disusun untuk memenuhi tugas mandiri
Mata Kuliah : Filsafat Umum
Dosen : Dr.H.Djono,M.Ag.




NAMA :AZMY HUNAINA
NIM : 14121110040
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) D/I
FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SYEKH NURJATI CIREBON
2012/1433 H



Kata Pengantar


 
Segala  puji  bagi  Allah  SWT  karena  atas  berkat,rahmat  dan  karunianya  saya   dapat  melaksanakan  tugas  makalah  PKN yang berjudul “Implementasi Kurikulum 2006 dalam Pembelajaran PKN”  yang  bertujuan  untuk  menambah  wawasan  ilmu  pengetahuan  dan  menunjang  proses  kegiatan  belajar  mandiri  atau  individu.
          Saya   menyadari  sepenuhnya  tugas  ini,karena  keterbatasan  pengetahuan  dan  kemampuan  yang  saya  miliki. Semoga  tugas  makalah  ini  dapat  bermanfaat  khususnya  bagi  saya  dan  umumnya  bagi  para  pembaca.
          Saya  mengharapkan  saran  dan  kritiknya  demi  perhatian  dimasa  yang  akan  datang,tidak  pula  saya  ucapkan  terima  kasih  yang  sebesar-besarnya  pada  pihak  yang  telah  membantu  saya  baik  moril  maupun  materil.   


                                                                                    Cirebon, Desember 2012.


                                                                                                            Penyusun,



i


Daftar Isi


Kata Pengantar..................................................................................           i
Daftar Isi............................................................................................            ii

BAB I PENDAHULUAN
            1.1 Latar Belakang...............................................................            1
            1.2 Rumusan Masalah..........................................................            1
            1.3 Maksud dan Tujuan......................................................             1
BAB II PEMBAHASAN                             
            2.1 Sejarah Perkembangan Keseimbangan akal..............             2
            2.2 Teori Sains Sebelum di Ukur oleh Filsafat.................              3
            2.3 Dasar Potensi Manusia dalam Memperoleh Pengetahuan...   4
BAB III PENUTUP
            3.1 Kesimpulan...................................................................               6
            3.2 Saran.............................................................................               6
Daftar Pustaka

ii



BAB I
PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang
Dalam perkembangan sejarah,indera dan akal kelihatannya bersatu pada satu kubu menjadi kubu akal,dan di pihak lain kubu hati. Akhirnya dapat disaksikan dalam kilatan sejarah filsafat bahwa akal dan hati itulah bertarung mati-matian dalam memperebutkan dominasi menguasai jalan hidup manusia. Di tengah-tengah pertarungan itu ada memang nuansa-nuansa pertarungan itu lebih jelas dilihat.
Orang Yunani sebenarnya belum terlepas benar-benar dari mitos yang dianut mereka tatkala mereka mulai berfilsafat. Filsafat Tahles,menurut para ahli masih banyak di pengaruhi oleh mitos. Akan tetapi,pada filosof sofis,akal benar-benar telah menguasai jalan hidup orang Athena.

1.2  Rumusan Masalah
1.      Jelaskan  sejarah perkembangan keseimbangan akal?
2.      Bagaimanakah teori sains sebelum diukur dengan ukuran filsafat?
3.      Apakah dasar potensi manusia dalam memperoleh pengetahuan?

1.3  Maksud dan Tujuan
Untuk mengetahui dan mempelajari lebih dalam lagi tentang keseimbangan indera,akal,dan hati agar lebih dapat dipahami dan dimengerti.




BAB II
PEMBAHASAN


2.1 Sejarah Perkembangan Keseimbangan Akal
            Pada Abad Pertengahan,terutama sejak tahun 200-an,akal kalah total dan iman (agama kristen) menang mutlak. Keadaan ini seharusnya telah dapat diperhitungkan sebelum terjadi. Filosof-silosof penting abad ini semuanya lebih mementingkan rasa (iman) ketimbang akal. Karena itulah Descartos,tokoh utama dan pertama filsafat modern,berusaha melepaskan filsafat dan sains dari cengkraman Gereja. Ia menyatakan bahwa dasar filsafat haruslah akal,bukan yang lainnya jadi bkan juga agama.
            Kita ketahui bahwa dominasi akal yang keterlaluan sama saja akibatnya dengan dominasi Kristen yang keterlaluan. Kerja sama akal dan hati di jalur Timur juga kurang harmonis,tetapi akibatnya tidak seperti di Barat Kristen. Semenjak Descartes mencanangkan kuasa akal,muncullah banyak sekali filosof besar. Orang-orang rasionalis dan idealis telah mencanangkan kuasa akal dan benda-benda fisik tidak real.
            Orang- orang empiris juga mencanangkan kuasa akal. Hasilnya ialah peniadaan roh  atau spirit,yang ada hanyalah benda-benda empiris. Yang dipegang ialah pandangan skeptis Hume itu. Skeptisme itu berlaku juga untuk pandangan filsafat,sains,dan agama. Kant melihat hal ini sangat berbahaya,suasana pemikiran yang dihadapi oleh Kant esensinya sama dengan suasana pemikiran yang di hadapi oleh Socrates kurang lebih 2000 tahun sebelum Kant,yaitu suasana pemikiran yang merelatifkan sains dan agama secara keseluruhan.
            Pada zaman Socrates,ingatlah tatkala “anak panah yang bergerak dengan cepat dapat di buktikan diam” di satu pihak,”semua bergerak” di pihak lain. Socrates berhasil menyelamatkan masalah ini dengan mengajukan  argumen yang membuktikan bahwa ada kebenaran sains yang tidak relatif. Di samping itu Socrates juga mengakui juga bahwa bagian yang relatif pada sains juga ada,yaitu ciri-ciri aksidensi. Socrates relaif telah menghentikan laju relatifisme dalam kebenaran yang diajarkan oleh orang-orang sofis tersebut,sekalipun harus di bayarkan dengan menjalani hukuman mati.
            Tugas Kant dan Socrates adalah menyelamatkan sains dan agama dari gangguan skeptisme. Skeptisme itu pada dasarnya sama dengan esensi  filsafat sofisme yang menganggap semua kebenaran itu relatif. Socrates dan Kant mati-matian menghentikan relativisme kebenaran. Pendapat yang mengatakan bahwa semua kebenaran itu relatif (termasuk agama)adalah pendapat yang sanagt berbahaya.
            Konsekuensi pandangan ini ialah kekacauan (chaos). Karena sains itu relatif maka tidak akan kebenaran yang di pegang (di percaya) bersama. Akibatnya ialah tidak ada sesuatu yang menjadi tali pengikat dalam hubungan-hubungan sosial. Kita memperoleh pelajaran yang sangat penting dari mempelajari Socrates dan Kant.
            Pelajaran penting itu ialah kira-kira begini : penggunaan logika secara bebas tidak akan dapat menyelamatkan manusia. Janganlah hendaknya penduduk bumi ini menguntungkan nasibnya pada logika,yaitu pada kebenaran yang ditemukan oleh akal logis. Sejarah telah memperlihatkan sekurang-kurangnya dua hal dalam hubungan ini :
1.      Logika dapat bentrokan dengan logika
2.      Logika bebas menghasilkan kehidupan tanpa pegangan yang pasti
2.2    Teori Sains sebelum di Ukur dengan Ukuran Filsafat
Sebagian teori sains tidak relatif,sebagian lagi relatif. Bukti-bukti empiris menjelaskan hal itu. Lihatlah contoh harga beras. Tidak seorang pun akan mengingkari,tidak akan ada perbedaan pendapat bahwa bila hari hujan terus-menurus,maka harga beras akan naik. Bukti-bukti itu dapat disaksikan oleh semua orang. Ini salah satu alur pemikiran. Sains dapat juga relatif bila teori sains tentang satu masalah lebih dari satu dan teori itu berbeda atau bertentangan. Akhirnya dapat saja terjadi seseorang memegang teori sains dengan yang satu,yang lain memegang yang lain.
Selain itu,kerelatifan sains dapat  berasal dari keterbatasan alat-alat ukur yang digunakan oleh sains itu sendiri. Alat ukur dalam sains adalah benda-benda kongkret,jadi empiris. Empiris artinya menggunakan indera jasmani. Indera jasmani itu mempunyai keterbatasan,dapat berbeda. Kesimpulannya ialah,dilihat dari ukuran sains,sains itu ada bagiannya yang objektif dan ada bagiannya yang relatif. Bagaimana pun  keadaan sains,ia dapat diandalkan dalam arti dapat memenuhi sebagian dari kebutuhan hidup manusia. Dalam hal seperti ini,sesungguhnya sama saja,apakah ia mempunyai dasar apriori atau tidak.
2.3    Dasar Potensi Manusia dalam Memperoleh Pengetahuan
Potensi –potensi itu dapat di pahami lebih jelas bila kita memperhatikan cara memperoleh pengetehuan. Secara umum manusia memperoleh pengetahuan melalui tiga jalan,masing masing pada dasarnya melalui tiga potensi manusia. Pertama,potensi jasmani yang berupa indera potensi ini dapat di gunakan untuk memperoleh pengetahuan empiris. Di dalam filsafat pengetahuan yang di peroleh dengan cara ini,dengan bantuan akal,di sebut pengetahuan sains.
Kedua,potensi akal potensi ini digunakan tatkala ingin memperoleh pengetahuan tentang obyek yang tidak dapat di indera (tidak empiris),tetapi dapat di pikirkan secara logis. Melaui cara ini manusia memperoleh pengetahuan rasional atau pengetahuan logis.
            Pengetahuan ini disebut penegetahuan filsafat. Didalam filsafat pengetahuan,cara ini disebut cara rasionalisme. Paradigma yang di gunakan ialah paradigma logis (logical paradigm). Ketiga,potensi hati (suara hati). Didalam filsafat Kant,seperti yang diuraikan sebelum ini,potensi ini disebut kategori imperatif atau moral yang absolut. Istilah hati yang di gunakan di sini mewakili suatu pengertian yang khusus.
Dengan menggunakan potensi ini manusia dapat memperoleh pengetahuan mistik. Pengetahuan mistik yang dimaksud ialah semua pengetahuan yang mengenai daerah suprasional (supralogis,gaib). Berbagai hal tentang agama,seperti iman,termasuk kedalam pengetahuan ini. Dalam kenyataannya potensi itu saling membantu dan memperoleh pengetahuan.
Tatkala seorang bekerja untuk memperoleh pengetahuan sains,potensi inderalah yang berperan paling besar. Dan juga akan kelihatan ukuran kebenaran teori sains pada akhirnya di tentukan oleh ukuran bersifat material,inderawi. Dengan kemampuan indera semata,manusia tidak akan memperoleh sains yang bermutu tinggi,bahkan banyak yang salah.
Keterbatasan indera pada dasarnya terletak pada dirinya sendiri. Oleh karena itu,ia memerlukan bantuan akal dalam memperoleh pengetahuan sains yang benar. Karena kenyataan inilah maka dikatakan pengetahuan sains ialah pengetahuan yang logis dan mempunyai empiris. Logis maksudnya mempunyai hubungan sosial sebab akibat.















BAB III
PENUTUP



3.1         Kesimpulan
Berdasarkan uraian itu jelaslah bahwa hati dapat juga digunakan sebagai alat untuk memperoleh pengetahuan. Sebenarnya didalam hidup ini indera,akal,dan hati harus diperhatikan sekurang-kurangnya sama besar kalau tidak dapat dikatakan hati lebih dipentigkanuntuk diperhatikan. Bila ingin sempurna,manusia harus didominasi secara seimbang oleh indera,akal,dan rasa (hati,imannya).
3.2  Saran
            Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa dan mahasiswi IAIN Syekh Nurjati Cirebon untuk di masa yang akan datang.















Daftar Pustaka



Mehra,Partap sing den Jazir Burhan,1986,Pengantar Logika Tradisional,Bandung:
        Binatjipa.
Nasution,Harun,1982,Akal dan Wahyu dalam Islam,Jakarta:Universitas Indonesia
Tafsir,Ahmad,2000, Filsafat Umum Akal dan Hati Sejak Thales sampai Capra,
       Bandung:Rosdakarya.


 






















No comments:

Post a Comment