Tuesday, November 3, 2015

Pengantar Studi Quran-AMSALUL QUR'AN


AMSALUL QUR'AN

Disusun untuk memenuhi tugas Pengantar Study Qur'an
Yang diampu oleh Drs. A.Syatory,M.Ag




Nama :Azmy Hunaina
Nim : 14121110040
Jurusan : PAI D
Fakultas : Tarbiyah


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SYEKH NURJATI CIREBON
2012/2013

Kata Pengantar
            
                  Segala puji bagi Allah SWT karena ats berkat rahmat dan karunianya,saya dapat melaksanakan tugas makalah Pengantar Study Qur'an yang bertujuan untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan dan menunjang proses kegiatan belajar mengajar individu.
                  Kami menyadari sepenuhnya tugas ini karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang kami miliki,semoga tugas makalah ini dapat bermanfaat bagi saya dan umumunya bagi para pembaca. saya mengharapkan saran dan kritiknya demi dimasa yang akan datang.






Cirebon,Desember


                                                                                                       Penyusun









DAFTAR ISI



KATA PENGANTAR..................................................................................  i
DAFTAR ISI  ...............................................................................................  ii 

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................  1
1.1  Latar Belakang ..........................................................................  1
1.2  Rumusan Masalah......................................................................  1
1.3  Maksud dan Tujuan...................................................................  1
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................. 2
2.1 Definisi Amsalul Qur’an.........................................................................  2
2.2 Macam-macam Amsal Qur’an...............................................................  5
2.3 Cara Membuat Amsal Qur’an...............................................................  6
2.4 Faedah-faedah Amsal.............................................................................. 8
BAB III PENUTUP....................................................................................... 9
              3.1 Kesimpulan ................................................................................ 9
              3.2 Saran...........................................................................................  9

Daftar Pustaka...............................................................................................  iii


BAB I
PENDAHULUAN


1.1  Latar Belakang
          Tamsil (membuat permisalan,perumpamaan) merupakan kerangka yang dapat menampilkan makna-makna dalam bentuk yang hidup dan mantap didalam pikiran,dengan cara menyerupakan sesuatu  yang ghaib dengan yang hadir, yang abstrak dengan yang konkrit,dan dengan menganalogikan (persamaan) sesuatu dengan hal yang serupa.
          Karena itulah makna tamsil lebih dapat mendorong jiwa untuk menerima makna yang dimaksudkan dan membuat akal merasa puas dengannya. Dan tamsil adalah salah satu uslub Qur'an dalam mengungkapkan berbagai penjelasan dan segi-segi kemukjijatannya. Jadi tamsil ini juga bisa bermakna dengan keadaan,kisah dan sifat yang menarik,perhatian dan menakjubkan.
1.2 Rumusan Masalah
1.      Apakah definisi dari Amsal ?
2.      Sebutkan macam-macam dari Amsal?
3.      Bagaimana cara membuat Masal dari Qur'an?
4.      Sebutkan faedah-faedah dari Amsal?
1.3 Maksud dan Tujuan
               Agar dapat mempelajari lebih dalam tentang Amsal Qur’an sebagai bahan untuk mengkaji tugas mandiri agar lebih dapat dipahami dan di mengerti.


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Amsal
          Amsal adalah bentuk jamak dari masal. kata masal,misl dan masil adalah sama dengan syabah dan syabih,baik lafadz maupun maknanya. Dalam sastra masal adalah suatu ungkapan perkataan yang dihikayatkan dan sudah populer dengan maksud menyerupakan keadaan yang terdapat dalam perkataaan itu dengan keadaan sesuatu yang karenanya perkataan itu diucapkan. Maksudnya,menyerupakan sesuatu (seseorang,keadaan) dengan apa yang terkandung dalam perkataan itu. Misalnya (betapa banyak lempran panah yang mengena tanpa sengaja). Artinya,betapa banyak lemparan panah yang mengenai sasaran itu dilakukan seorang pelempar yang biasanya tidak tepat lemparannya. Orang pertama yang mengucapkan amsal ini adalah  al-Hakam bin Yagus an-Nagri.
          Kata masal digunakan pula untuk menunjukkan arti "Keadaan" dan "kisah yang menakjubkan". Dengan pengertian inilah ditafsirkan kata-kata "masal" dalam sejumlah besar ayat. Misalnya firman allah :
          "(Apakah) masal surga yang didalamnya ada sungai-sungai dari air yang tiada berubah rasa dan baunya ..."  (Muhammad [47]:15).
           Zamakhsari telah mengisyaratkan akan ketiga arti ini dalam kitabnya,al-kasysaf. Ia berkata : masal menurut asal perkataan mereka  berarti al-misl dan an-nazir (yang serupa,yang sebanding).
           Dikatakan pula,definisi masal ialah menonjolkan sesuatu makna (yang abstrak) dalam bentuk yang indrawi  agar menjadi indah dan menarik. Dengan pengertian ini maka masal tidak diisyaratkan harus mempunyai muarid  sebagaimana tidak isyaratkan pula harus berupa majaz murakkab. Dengan demikian,maka amsal Qur'an tidak dapat diartikan dengan arti etimologis,asy-syahabih dan an-nazir. Juga tidak tepat diartikan dengan pengertian yang disebutkan dalam kitab-kitab kebahasaan yang dipakai oleh para penggubah masal-masal,sebab amsal Qur'an bukanlah perkataan-perkataan yang dipergunakan untuk menyerupakan sesuatu  dengan isi perkataan itu. Juga tidak tepak diartikan dengan arti masal  menurut ulama Bayan,karena diantara Amsal
Qur'an ada yang bukan isti'arah dan penggunaannya pun tidak begitu populer.
 Oleh karena itu maka definisi terakhir lebih cocok dengan pengertian amsal dalam
Qur'an. Yaitu,menonjolkan makna dalam bentuk (perkataan) yang menarik dan padat serta mempunyai pengaruh mendalam terhadap jiwa,baik berupa tasybih ataupun perkataan bebas (lepas,bukan tasybih).
          Ibnul Qayyim mendefinisikan amsal Qur'an dengan "menyerupakan sesuatu dengan sesuatu yang lain dalam hal hukumnya,dan mendekatkan  sesuatu yang abstrak (ma'qul) dengan yang indrawi (konkrit,mahsus),atau mendekatkan salah satu dari dua mahsus dengan yang lain dan mengaggap salah satunya itu sebagai yang lain."
          Sebagian lagi berupa penggunaan tasybih dimni (penyerupaan secra tidak tegas,tidak langsung),misalnya :
          "Dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang dari kamu memakan daging saudarnya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya." (al-Hujurat[49]:12). Dikatakan dimni karena dalam ayat ini tidak terdapat tasybih sarih. Dan adapula yang tidak mengandung tasybih maupun isti'arah,sebagaimana firmannya:
          "Wahai manusia,telah dibuat sebuah perumpamaan,maka dengarkanlah olehmu perumpamaan itu. Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali tidak akan dapat  menciptakan seekor lalat pun,walaupun mereka bersatu untuk menciptakannya. Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka,tidaklah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Amat lemahlah yang menyambah dan amat lemah (pulalah) yang disembah." (al-Hajj [22]:73).
2.2 Macam-macam Amsal dalam Qur'an
          Amsal didalam  Quran ada tiga macam,yaitu:
1.      Amsal Musarrahah,ialah yang didalamnya dijelaskan dengan lafaz masal atau sesuatu yang menunjukan tasybih. Amsal seperti ini banyak ditemukan dalam Qur'an dan berikut ini beberapa diantaranya :
a.      Firman Allah mengenai orang munafik :
  "Perumpamaan (masal) mereka adalah seperti orang yang menyalakan
api,maka setelah api itu menerangi sekelilingnya,Allah menghilangkan
cahya (yang menyinari) mereka dan membiarkan mereka dalam kegelapan,tidak dapat melihat. Mereka tuli,bisu dan buta,maka tidaklah mereka akan kembali (ke jalan yang benar). Atau seperti  (orang-orang yang ditimpa) hujan lebat dari langit disertai gelap gulita,gemuruh dan kilat..." sampai dengan "Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu." (al-Baqarah [2]17-20).
Didalam ayat-ayat ini Allah membuat dua perumpamaan (masal) bagi orang munafik;masal yang berkenaan dengan api (nari) dalam firmannya,"adalah seperti orang yang menyalakan api.",karena didalam api terdapat unsur cahaya;dan masal yang berkenaan dengan air (ma'il),"atau seperti orang-orang yang ditimpa) hujan lebat dari langit...",karena didalam air terdapat materi kehidupan dan wahyu yang turun dari langit pun bermaksud untuk menerangi hati dan menghidupkannya.
Mengenai masal karena yang berkenaan dengan iar (ma'i),Allah menyerupakan mereka dengan keadaan orang ditimpa hujan lebat yang disertai gelap gulita,guruh dan kilat,sehingga terkoyaklah kekuatan orang itu meletakkan jari jemari untuk menyumbat telinga serta memejamkan mata karena takut petir menimpanya.
          b.   Allah menyebutkan pula dua macam masal,ma'i dan nari, dalam surat ar-Ra'd,bagi yang hak dan yang bathil :
             "Allah telah menurunkan air (hujan) dari langit,maka mengalirlah air di lembah-lembah menurut ukurannya,maka arus itu membawa buih yang mengembang. Dan dari apa (logam) yang mereka lebur dalam api untuk perhiasan atau alat-alat,ada (pula) buihnya seperti buih arus itu. Demikianlah Allah membuat perumpamaan,masal,(bagi) yang benar dan yang bathil. Adapun buih itu,akan hilang sebagai seseuatu yang tidak ada harganya;adapun yang memberi manfaat kepada manusia,maka ia tetap dibumi. Demikianlah Allah membuat perumpamaan." (ar-Rad[13]:17).
          Wahyu yang diturunkan Allah dari langit untuk kehidupan hati diserupakan dengan air hujan yang diturunkannya untuk kehidupan bumi dengan tumbuh-tumbuhan. Dan hati diserupakan dengan lembah. Arus air yang mengalir di lembah,membawa buih dan sampah. Begitu pula hidayah dan Ilmu bila mengalir dihati akan berpengaruh terhadap nafsu syahwat,dengan menghilangkannya.
      2.Amsal Kaminah
            Yaitu yang didalamnya tidak disebutkan dengan jelas lafaz tamsil
 (pemisalan) tetapi ia menunjukkkan makna-makna yang indah,menarik,dalam
 kepadatan redaksinya,dan  mempunyai pengaruh tersendiri bila dipindahkan
 kepada yang serupa dengannya.Untuk masal ini mereka mengajukan sejumlah
contoh,diantaranya:
            A. Ayat-ayat yang senada dengan perkataan KHOIRRUL UMMURIL WASTU (sebaik-baik urusan adalah pertengahannya,yaitu :
   a.Firman Allah mengenai sapi betina :
       "Sapi betina yang tidak tua dan tidak muda;pertengahan diantara itu..." (al-Baqarah [2]:68).
   b.Firmannya tentang nafkah :
        " Dan mereka yang apabila membelanjakan (harta),mereka tidak berlebih-lebihan dan tidak (pula) kikir,dan adalah (Pembelajaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian ." (al-Furqan [25]:67).
   c.Firmannya mengenai salat :
         " Dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam salatmu dan jangan pula  merendahkannya,dan carilah jalan tengah diantara kedua itu." (al-Isra'[17]:110).
               B.  Ayat yang senada dengan perkataan LAYSAL KHOIRU KAAL MUAA YANAH' (kabar itu tidak sama dengan menyaksikan sendiri.Misalnya firman Allah tentang Ibrahim :
            "  Allah berfirman:'Apakah kamu belum percaya?' Ibrahim menjawab: 'Saya telah percaya,akan tetapi agar bertambah tetap hati saya," (al-Baqarah [2]:260).
                C.  Ayat yang senada dengan perkataan : KAMMA TADDIINNU TUDDAANUN (sebagaimana kamu telah menghutangkan,maka kamu akan

dibayar). Misalnya :
             "  Barangsiapa mengerjaakan kejahatan,niscaya akan diberi pembalasan dengan kejahatan itu." an-Nisa'[4]:123)
               D. Ayat yang senada dengan perkataan :LAA YALDA GUL MU'MINU MING JUHRI MAAROTIINN (Orang mukmin tidak akan disengat dua kali dari lubang yang sama).
Misalnya Firman melalui lisan Ya'kub:
              " Barang aku mempercayakannnya (Bunyamin) kepadamu,kecuali seperti aku telah mempercayakan saudarnya (Yusuf) kepadamu dahulu." (Yusuf[12]:64).
        3. Amsal Murasalah
                Yaitu kalimat-kalimat bebas yang tidak menggunakan lafaz tasybih secara jelas,tetapi kalimat-kalimat itu berlaku sebagai masal.
              Berikut ini contoh-contohnya :
                 a. "Sekarang ini jelaslah kebenaran itu." (Yusuf[12]:51),
                 b. "Tidak ada yang akan menyatakan terjadinya hari itu selain dari Allah." (an-Najm[53]:58,
                 c. "Telah diputuskan perkara yang kamu berdua menanyakannya (kepadaku)." (Yusuf[12]:41),
                 d. "Bukanlah subuh itu sudah dekat?" (Hud [11]:81)
                Para ulama berbeda pendapat tentang ayat-ayat yang mereka namakan amsal mursalah ini,apa atau bagaimana hukum mempergunaknnya sebagai amsal?
                Sebagian ahli ilmu memandang hal demikian sebagai telah keluar dari adab Qur'an. Berkata ar-Razi ketika menafsirkan ayat," Untuk mulah agamamu,dan untukkulah agamaku."(al-Kafirun [109]:6)
2.3 Membuat masal dengan Qur'an
                  Telah menjadi tradisi para Sastrawan,menggunakan amsal ditempat-tempat kondisinya serupa atau sesuai dengan isi amsal tersebut. Para ulama tidak
menyukai penggunaan ayat-ayat Qur'an sebagai masal. Mereka tidak memandang
 bahwa orang harus membacakan sesuatu ayat amsal dalam kitabullah ketika ia menhadapi suatu urusan duniawi. Hal ini demi menjaga keagungan Qur'an dan kedudukannya  dalam jiwa  orang-orang mukmin.
                    Abu 'Ubaid berkata,"Demikianlah, seseorang yang ingin bertemu dengan sahabatnya atau ada kepentingan denagnnya,tiba-tiba sahabat itu datng tanpa diminta,maka iaberkata kepadanya secara humor.'Kamu datang menurut waktu yang ditetapkan wahai musa'(Ta Ha[20]:40).Ibn Syihab Az-Zuhri
berkata,"Janganlah kamu menyerupakan (sesuatu dengan kitabullah dan sunnah
Rasulullah."maksudnya,kata Abu Ubaid,janganlah kamu menjadikan bagi
keduanya sesuatu perumpamaan,baik berupa ucapan maupun pebuatan.

2.4 Faedah-faedah Amtsal
              Diantara faedah-faedah amsal,ialah:
a.       Melahirkan sesuatu yang dapat dipahami dengan akal dalam bentuk rupa yang dapat dirasakan oleh panca indera,lalu mudah diterima oleh akal,lantaran makna-makna yang dapat dipahamkan dengan akal tidaklah tetap didalam ingatan,terkecuali apabila dituang dalam betuk yang dapat dirasakan dekat kepada paham.
b.      Mengungkapkan hakikat-hakikat dan mengemukakan sesuatu yang jauh dari pikiran seperti mengemukakan sesuatu yang dekat pada pikiran.
c.       Mengumpulkan makna yang indah dalam suatu ibarat yang pendek.

Allah banyak menyebut amsal di dalaam Al-Qur'an untuk pengajaran dan peringatan.
      Allah swt berfirman :
"Dan sungguh telah kami buat untuk  manusia dalam Al-Qur'an ini berbagai macam rupa matsal. Mudah-mudahan mereka mengambil pengajaran dari  padanya."(Q.S 39,Ar Zumar:27).
"Itulah matsal-matsal yang kami buat untuk manusia  dan tidaklah dapat dipahamkan matsal-matsal itu melainkan oleh orang-orang yang berilmu." (Q.S. 29,Al Ankabut:43).
       Nabi sendiri membuat matsal-matsal didalam haditsnya. Demikian pula para da'i yang menyeru manusia kepada Allah di segenap masa.
















BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
          Jadi, Amsal adalah sebuah perumpamaan-perumpamaan dalam Al Qur'an. Sehingga amsal ini termasuk dalam pembahasan ulumul Quran,tetapi Amsalul Qur'an ini tidak memerlukan hal yang demikian. Maksudnya yaitu tidak memerlukan lagi sebuah perumpamaan dengan perumpamaan yang lain,dimana ketika orang itu memberi sebuah perumpamaan harus tepat lemparannya.
3.2 Saran
          Semoga makalah ini bermanfaat untuk pembelajaran mandiri bagi mahasiswa dan mahasiswi IAIN Syekh Nurjati di masa yang akan datang.












                                                           
DAFTAR PUSTAKA

Ash Shiddieqy,Hasbi.2002. Ilmu-ilmu Al Qur'an (Ilmu-ilmu Pokok dalam menafsirkan Al-Qur'an).PT.Pustaka Rizki Putra: Semarang.
       Al Qattan,Manna Khalil.2011.Studi Ilmu-ilmu Qur'an.Litera Antarnusa Indonesia:Bogor.




































































No comments:

Post a Comment