AMSALUL QUR'AN
Disusun untuk memenuhi tugas
Pengantar Study Qur'an
Yang diampu oleh Drs. A.Syatory,M.Ag
Nama
:Azmy Hunaina
Nim
: 14121110040
Jurusan
: PAI D
Fakultas
: Tarbiyah
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI SYEKH NURJATI CIREBON
2012/2013
Kata
Pengantar
Segala puji bagi Allah SWT
karena ats berkat rahmat dan karunianya,saya dapat melaksanakan tugas makalah
Pengantar Study Qur'an yang bertujuan untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan
dan menunjang proses kegiatan belajar mengajar individu.
Kami menyadari sepenuhnya
tugas ini karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang kami miliki,semoga
tugas makalah ini dapat bermanfaat bagi saya dan umumunya bagi para pembaca.
saya mengharapkan saran dan kritiknya demi dimasa yang akan datang.
Cirebon,Desember
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................. i
DAFTAR
ISI
............................................................................................... ii
BAB
I PENDAHULUAN............................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................... 1
1.2 Rumusan
Masalah...................................................................... 1
1.3 Maksud dan Tujuan................................................................... 1
BAB
II PEMBAHASAN .............................................................................. 2
2.1
Definisi Amsalul
Qur’an......................................................................... 2
2.2
Macam-macam Amsal
Qur’an............................................................... 5
2.3
Cara Membuat Amsal Qur’an............................................................... 6
2.4
Faedah-faedah Amsal.............................................................................. 8
BAB
III PENUTUP....................................................................................... 9
3.1 Kesimpulan ................................................................................ 9
3.2 Saran........................................................................................... 9
Daftar
Pustaka............................................................................................... iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tamsil (membuat
permisalan,perumpamaan) merupakan kerangka yang dapat menampilkan makna-makna
dalam bentuk yang hidup dan mantap didalam pikiran,dengan cara menyerupakan
sesuatu yang ghaib dengan yang hadir,
yang abstrak dengan yang konkrit,dan dengan menganalogikan (persamaan) sesuatu
dengan hal yang serupa.
Karena itulah makna tamsil lebih
dapat mendorong jiwa untuk menerima makna yang dimaksudkan dan membuat akal
merasa puas dengannya. Dan tamsil adalah salah satu uslub Qur'an dalam mengungkapkan
berbagai penjelasan dan segi-segi kemukjijatannya. Jadi tamsil ini juga bisa
bermakna dengan keadaan,kisah dan sifat yang menarik,perhatian dan menakjubkan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah definisi dari Amsal ?
2. Sebutkan macam-macam dari Amsal?
3. Bagaimana cara membuat Masal dari Qur'an?
4. Sebutkan faedah-faedah dari Amsal?
1.3 Maksud dan Tujuan
Agar dapat mempelajari lebih dalam
tentang Amsal Qur’an sebagai bahan untuk mengkaji tugas mandiri agar lebih
dapat dipahami dan di mengerti.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Definisi Amsal
Amsal adalah bentuk jamak dari masal.
kata masal,misl dan masil adalah sama dengan syabah dan syabih,baik lafadz
maupun maknanya. Dalam sastra masal adalah suatu ungkapan perkataan yang
dihikayatkan dan sudah populer dengan maksud menyerupakan keadaan yang terdapat
dalam perkataaan itu dengan keadaan sesuatu yang karenanya perkataan itu
diucapkan. Maksudnya,menyerupakan sesuatu (seseorang,keadaan) dengan apa yang
terkandung dalam perkataan itu. Misalnya (betapa banyak lempran panah yang
mengena tanpa sengaja). Artinya,betapa banyak lemparan panah yang mengenai
sasaran itu dilakukan seorang pelempar yang biasanya tidak tepat lemparannya.
Orang pertama yang mengucapkan amsal ini adalah
al-Hakam bin Yagus an-Nagri.
Kata masal digunakan pula untuk
menunjukkan arti "Keadaan" dan "kisah yang menakjubkan".
Dengan pengertian inilah ditafsirkan kata-kata "masal" dalam sejumlah
besar ayat. Misalnya firman allah :
"(Apakah) masal surga yang
didalamnya ada sungai-sungai dari air yang tiada berubah rasa dan baunya
..." (Muhammad [47]:15).
Zamakhsari telah mengisyaratkan akan
ketiga arti ini dalam kitabnya,al-kasysaf.
Ia berkata : masal menurut asal perkataan mereka berarti al-misl
dan an-nazir (yang serupa,yang
sebanding).
Dikatakan pula,definisi masal ialah
menonjolkan sesuatu makna (yang abstrak) dalam bentuk yang indrawi agar menjadi indah dan menarik. Dengan
pengertian ini maka masal tidak diisyaratkan harus mempunyai muarid sebagaimana tidak isyaratkan pula harus berupa
majaz murakkab. Dengan demikian,maka amsal Qur'an tidak dapat diartikan dengan
arti etimologis,asy-syahabih dan an-nazir. Juga tidak tepat diartikan
dengan pengertian yang disebutkan dalam kitab-kitab kebahasaan yang dipakai
oleh para penggubah masal-masal,sebab amsal Qur'an bukanlah perkataan-perkataan
yang dipergunakan untuk menyerupakan sesuatu
dengan isi perkataan itu. Juga
tidak tepak diartikan dengan arti masal
menurut ulama Bayan,karena diantara Amsal
Qur'an ada yang bukan isti'arah dan penggunaannya pun tidak
begitu populer.
Oleh karena itu maka definisi terakhir lebih
cocok dengan pengertian amsal dalam
Qur'an. Yaitu,menonjolkan makna
dalam bentuk (perkataan) yang menarik dan padat serta mempunyai pengaruh
mendalam terhadap jiwa,baik berupa tasybih
ataupun perkataan bebas (lepas,bukan tasybih).
Ibnul Qayyim mendefinisikan amsal
Qur'an dengan "menyerupakan sesuatu dengan sesuatu yang lain dalam hal
hukumnya,dan mendekatkan sesuatu yang
abstrak (ma'qul) dengan yang indrawi (konkrit,mahsus),atau mendekatkan salah
satu dari dua mahsus dengan yang lain dan mengaggap salah satunya itu sebagai
yang lain."
Sebagian lagi berupa penggunaan tasybih dimni (penyerupaan secra tidak
tegas,tidak langsung),misalnya :
"Dan janganlah sebagian kamu
menggunjing sebagian yang lain. Sukakah salah seorang dari kamu memakan daging
saudarnya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya." (al-Hujurat[49]:12).
Dikatakan dimni karena dalam ayat ini
tidak terdapat tasybih sarih. Dan adapula yang tidak mengandung tasybih maupun isti'arah,sebagaimana firmannya:
"Wahai manusia,telah dibuat sebuah
perumpamaan,maka dengarkanlah olehmu perumpamaan itu. Sesungguhnya segala yang
kamu seru selain Allah sekali-kali tidak akan dapat menciptakan seekor lalat pun,walaupun mereka
bersatu untuk menciptakannya. Dan jika lalat itu merampas sesuatu dari
mereka,tidaklah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Amat lemahlah
yang menyambah dan amat lemah (pulalah) yang disembah." (al-Hajj
[22]:73).
2.2
Macam-macam Amsal dalam Qur'an
Amsal didalam Quran
ada tiga macam,yaitu:
1.
Amsal Musarrahah,ialah yang didalamnya dijelaskan
dengan lafaz masal atau sesuatu yang
menunjukan tasybih. Amsal seperti ini banyak ditemukan dalam Qur'an dan berikut
ini beberapa diantaranya :
a.
Firman Allah mengenai orang munafik :
"Perumpamaan
(masal) mereka adalah seperti orang yang menyalakan
api,maka setelah api itu menerangi sekelilingnya,Allah
menghilangkan
cahya (yang menyinari) mereka dan membiarkan mereka dalam
kegelapan,tidak dapat melihat. Mereka tuli,bisu dan buta,maka tidaklah mereka
akan kembali (ke jalan yang benar). Atau seperti (orang-orang yang ditimpa) hujan lebat dari
langit disertai gelap gulita,gemuruh dan kilat..." sampai dengan "Sesungguhnya
Allah berkuasa atas segala sesuatu." (al-Baqarah [2]17-20).
Didalam
ayat-ayat ini Allah membuat dua perumpamaan (masal) bagi orang munafik;masal
yang berkenaan dengan api (nari) dalam firmannya,"adalah seperti orang
yang menyalakan api.",karena didalam api terdapat unsur cahaya;dan masal
yang berkenaan dengan air (ma'il),"atau seperti orang-orang yang ditimpa)
hujan lebat dari langit...",karena didalam air terdapat materi kehidupan
dan wahyu yang turun dari langit pun bermaksud untuk menerangi hati dan
menghidupkannya.
Mengenai
masal karena yang berkenaan dengan iar (ma'i),Allah menyerupakan mereka dengan
keadaan orang ditimpa hujan lebat yang disertai gelap gulita,guruh dan
kilat,sehingga terkoyaklah kekuatan orang itu meletakkan jari jemari untuk
menyumbat telinga serta memejamkan mata karena takut petir menimpanya.
b. Allah
menyebutkan pula dua macam masal,ma'i dan nari, dalam surat ar-Ra'd,bagi yang
hak dan yang bathil :
"Allah telah menurunkan air (hujan) dari
langit,maka mengalirlah air di lembah-lembah menurut ukurannya,maka arus itu
membawa buih yang mengembang. Dan dari apa (logam) yang mereka lebur dalam api
untuk perhiasan atau alat-alat,ada (pula) buihnya seperti buih arus itu.
Demikianlah Allah membuat perumpamaan,masal,(bagi) yang benar dan yang bathil.
Adapun buih itu,akan hilang sebagai seseuatu yang tidak ada harganya;adapun
yang memberi manfaat kepada manusia,maka ia tetap dibumi. Demikianlah Allah
membuat perumpamaan." (ar-Rad[13]:17).
Wahyu yang diturunkan Allah dari
langit untuk kehidupan hati diserupakan dengan air hujan yang diturunkannya
untuk kehidupan bumi dengan tumbuh-tumbuhan. Dan hati diserupakan dengan
lembah. Arus air yang mengalir di lembah,membawa buih dan sampah. Begitu pula
hidayah dan Ilmu bila mengalir dihati akan berpengaruh terhadap nafsu
syahwat,dengan menghilangkannya.
2.Amsal Kaminah
Yaitu yang didalamnya tidak disebutkan dengan jelas lafaz
tamsil
(pemisalan) tetapi ia menunjukkkan makna-makna
yang indah,menarik,dalam
kepadatan redaksinya,dan mempunyai pengaruh tersendiri bila
dipindahkan
kepada yang serupa dengannya.Untuk masal ini
mereka mengajukan sejumlah
contoh,diantaranya:
A. Ayat-ayat yang senada dengan
perkataan KHOIRRUL UMMURIL WASTU (sebaik-baik
urusan adalah pertengahannya,yaitu :
a.Firman Allah mengenai sapi betina :
"Sapi betina yang tidak tua dan tidak
muda;pertengahan diantara itu..." (al-Baqarah [2]:68).
b.Firmannya tentang nafkah :
" Dan mereka yang apabila membelanjakan
(harta),mereka tidak berlebih-lebihan dan tidak (pula) kikir,dan adalah
(Pembelajaan itu) di tengah-tengah antara yang demikian ." (al-Furqan
[25]:67).
c.Firmannya mengenai salat :
" Dan janganlah kamu mengeraskan suaramu
dalam salatmu dan jangan pula
merendahkannya,dan carilah jalan tengah diantara kedua itu." (al-Isra'[17]:110).
B. Ayat yang senada dengan perkataan LAYSAL KHOIRU KAAL MUAA YANAH' (kabar
itu tidak sama dengan menyaksikan sendiri.Misalnya firman Allah tentang Ibrahim
:
" Allah berfirman:'Apakah kamu
belum percaya?' Ibrahim menjawab: 'Saya telah percaya,akan tetapi agar
bertambah tetap hati saya," (al-Baqarah [2]:260).
C.
Ayat yang senada dengan perkataan :
KAMMA TADDIINNU TUDDAANUN (sebagaimana kamu telah menghutangkan,maka kamu
akan
dibayar). Misalnya :
" Barangsiapa
mengerjaakan kejahatan,niscaya akan diberi pembalasan dengan kejahatan
itu." an-Nisa'[4]:123)
D. Ayat yang senada dengan
perkataan :LAA YALDA GUL MU'MINU MING JUHRI MAAROTIINN (Orang mukmin tidak akan
disengat dua kali dari lubang yang sama).
Misalnya Firman melalui lisan
Ya'kub:
" Barang aku mempercayakannnya
(Bunyamin) kepadamu,kecuali seperti aku telah mempercayakan saudarnya (Yusuf)
kepadamu dahulu." (Yusuf[12]:64).
3.
Amsal Murasalah
Yaitu kalimat-kalimat bebas
yang tidak menggunakan lafaz tasybih secara jelas,tetapi kalimat-kalimat itu
berlaku sebagai masal.
Berikut ini contoh-contohnya :
a. "Sekarang ini jelaslah kebenaran itu." (Yusuf[12]:51),
b. "Tidak ada yang akan menyatakan terjadinya hari itu selain dari
Allah." (an-Najm[53]:58,
c. "Telah diputuskan perkara yang kamu berdua menanyakannya
(kepadaku)." (Yusuf[12]:41),
d. "Bukanlah subuh itu sudah dekat?" (Hud [11]:81)
Para ulama berbeda pendapat
tentang ayat-ayat yang mereka namakan
amsal mursalah ini,apa atau bagaimana hukum mempergunaknnya sebagai amsal?
Sebagian ahli ilmu memandang
hal demikian sebagai telah keluar dari adab Qur'an. Berkata ar-Razi ketika
menafsirkan ayat," Untuk mulah
agamamu,dan untukkulah agamaku."(al-Kafirun [109]:6)
2.3
Membuat masal dengan Qur'an
Telah menjadi tradisi para
Sastrawan,menggunakan amsal ditempat-tempat kondisinya serupa atau sesuai dengan
isi amsal tersebut. Para ulama tidak
menyukai penggunaan ayat-ayat Qur'an
sebagai masal. Mereka tidak memandang
bahwa orang harus membacakan sesuatu ayat
amsal dalam kitabullah ketika ia menhadapi suatu urusan duniawi. Hal ini demi
menjaga keagungan Qur'an dan kedudukannya
dalam jiwa orang-orang mukmin.
Abu 'Ubaid
berkata,"Demikianlah, seseorang yang ingin bertemu dengan sahabatnya atau
ada kepentingan denagnnya,tiba-tiba sahabat itu datng tanpa diminta,maka
iaberkata kepadanya secara humor.'Kamu datang menurut waktu yang ditetapkan
wahai musa'(Ta Ha[20]:40).Ibn Syihab Az-Zuhri
berkata,"Janganlah kamu
menyerupakan (sesuatu dengan kitabullah dan sunnah
Rasulullah."maksudnya,kata Abu
Ubaid,janganlah kamu menjadikan bagi
keduanya sesuatu perumpamaan,baik
berupa ucapan maupun pebuatan.
2.4
Faedah-faedah Amtsal
Diantara faedah-faedah
amsal,ialah:
a. Melahirkan sesuatu yang dapat
dipahami dengan akal dalam bentuk rupa yang dapat dirasakan oleh panca
indera,lalu mudah diterima oleh akal,lantaran makna-makna yang dapat dipahamkan
dengan akal tidaklah tetap didalam ingatan,terkecuali apabila dituang dalam
betuk yang dapat dirasakan dekat kepada paham.
b. Mengungkapkan hakikat-hakikat dan
mengemukakan sesuatu yang jauh dari pikiran seperti mengemukakan sesuatu yang
dekat pada pikiran.
c. Mengumpulkan makna yang indah dalam
suatu ibarat yang pendek.
Allah
banyak menyebut amsal di dalaam Al-Qur'an untuk pengajaran dan peringatan.
Allah swt berfirman :
"Dan
sungguh telah kami buat untuk manusia
dalam Al-Qur'an ini berbagai macam rupa matsal. Mudah-mudahan mereka mengambil
pengajaran dari padanya."(Q.S 39,Ar Zumar:27).
"Itulah
matsal-matsal yang kami buat untuk manusia
dan tidaklah dapat dipahamkan matsal-matsal itu melainkan oleh
orang-orang yang berilmu." (Q.S. 29,Al Ankabut:43).
Nabi sendiri membuat matsal-matsal
didalam haditsnya. Demikian pula para da'i yang menyeru manusia kepada Allah di
segenap masa.
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Jadi, Amsal adalah sebuah
perumpamaan-perumpamaan dalam Al Qur'an. Sehingga amsal ini termasuk dalam
pembahasan ulumul Quran,tetapi Amsalul Qur'an ini tidak memerlukan hal yang
demikian. Maksudnya yaitu tidak memerlukan lagi sebuah perumpamaan dengan
perumpamaan yang lain,dimana ketika orang itu memberi sebuah perumpamaan harus
tepat lemparannya.
3.2 Saran
Semoga makalah ini bermanfaat untuk
pembelajaran mandiri bagi mahasiswa dan mahasiswi IAIN Syekh Nurjati di masa
yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Ash Shiddieqy,Hasbi.2002. Ilmu-ilmu Al Qur'an (Ilmu-ilmu Pokok dalam
menafsirkan Al-Qur'an).PT.Pustaka Rizki Putra: Semarang.
Al Qattan,Manna Khalil.2011.Studi Ilmu-ilmu Qur'an.Litera Antarnusa
Indonesia:Bogor.
No comments:
Post a Comment