Tuesday, June 30, 2015

Cerpen di bulan Ramadhan 2015

“Indahnya Ramadhan bersama Keluarga dan Teman Kelas” 

Oleh: Azmy Hunaina 

Minggu kedua di bulan Juni ini umat Islam di seluruh dunia melaksanakan puasa sebulan penuh, tepatnya pada bulan suci Ramadhan 1436 H. Bulan Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah, rahmat dan maghfiroh (ampunan), seperti disebutkan pada firman Allah SWT di dalam kitab suci Al-Qur’an yang artinya: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu menjadi orang-orang bertaqwa (Surat Al-Baqarah: 183). Dalam ayat diatas Allah SWT telah mewajibkan berpuasa bagi orang-orang yang beriman. Mengapa harus orang-orang yang beriman? Karena orang-orang yang beriman mengerti akan makna puasa Ramadhan dan hikmah yang terkandung di dalamnya. Namun berpuasa bukanlah dikategorikan sebagai ibadah yang ringan. Mengapa demikian? Karena dalam puasa kita dituntut pada dua aspek yakni aspek fisik dan psikis. Secara fisik kita dituntut menahan rasa haus, dahaga dan lapar. Sedangkan secara psikis puasa melatih kita untuk berupaya menahan emosi, selalu berbuat dan berkata jujur, berperilaku sopan santun, menjauhi yang dilarang Allah SWT seperti tidak mencuri, berbohong, apalagi berbuat korupsi! Naudzubillah tsuma naudzubillah. Tiada bulan yang lebih indah selain bulan Ramadhan. Bagiku selalu ada momen berbeda dengan Ramadhan tahun sebelumnya. Coba saja kita perhatikan kesibukan para Ibu di rumah saat menyambut bulan ramadhan. Bahkan masyarakat sekitarpun berbondong-bondong dan sangat antusias dalam menyambut bulan Ramadhan tahun ini. Apalagi masjid-masjid mulai ramai dan sesak dipenuhi oleh umat muslim yang ingin memakmurkan masjid. Ramadhan pertama di kota orang akan membuat kesan tersendiri. Mungkin bagi sebagian mereka yang bekerja hal demikian sudahlah biasa, namun bagiku ramadhan kali ini istimewa. Aktivitas di kampus saat mengikuti UAS yang tinggal dua hari lagi tak mematahkan semangat ku dalam menyambut datangnya ramadhan. Marhaban ya ramadhan.... Namun rencana indah yang telah aku planning sebelumnya tak sesuai yang diharapkan. Allah SWT berkata lain dan akupun harus menerima kodratku sebagai seorang wanita dengan kehadiran tamu yang tidak diundang (haid). Itulah yang membuatku sedikit kecewa, tetapi tidak ada yang perlu disesali walaupun nasi kini telah menjadi bubur. Hal yang terpenting yaitu selalu berbuat kebaikan pada sesama umat Islam. Bukankah itu akan memperkokoh tali silaturahmi antara sesama umat Islam? Dan hindarilah segala sesuatu yang dilarang oleh-Nya, niscaya Allah SWT akan membalas kebaikan kita dengan berlipat ganda. Mensyukuri atas karunia yang diberi oleh-Nya akan menjadikan kita semakin bersyukur. Bagiku mengeluh tidak ada gunanya yang ada hanyalah sesal semata. Tepat di hari Kamis, 18 Juni 2015 (puasa hari pertama) teman kelas akan mengadakan buka bersama yang bertempat di Sambel Layah cabang Kesambi. Inilah pertama kalinya buka bersama dengan mereka adalah hal terindah sepanjang ku masuk bangku kuliah. Mungkin karena kekompakan kami baru terlihat akhir-akhir ini. Tetapi tanpa mereka tidak akan ada canda tawa, duka, dan bahagia mewarnai hidup ini. Meski ada pepatah yang mengatakan bahwa mempunyai satu sahabat lebih berarti daripada mempunyai seribu teman, artinya sahabat akan selalu ada disaat suka dan duka namun teman terkadang hanya ada disaat senangnya saja. Yah, memang ada betulnya juga pepatah tersebut tetapi dalam hidup ini tanpa teman laksana dunia ini sepi senyap tanpa ada cahaya. Bagaimanapun juga segala aktivitas yang akan kita lakukan selalu ada lawan bicaranya (semacam komunikasilah) disinilah gunanya punya teman banyak. Setelah ba’da ashar tiba akupun lagsung bersiap-siap untuk berangkat, namun ku akan singgah sebentar di kosannya Ayu dan kawan-kawan. Benar kata iklan rokok gak ada loe gak ramai, hehe. Setiba dikosan kamipun langsung berjalan kembali menuju masjid dekat kampus. “Ay, rupanya Niswah sudah datangnya on time tuh?” Celetukku di sela perjalanan kami. “Iyah maklumlah mi,,, Niswahkan dekat dari kampus”sahut Ayu. “Hehe... iyah juga sih ay”ujarku. Sebenarnya pas dapat sms itu kumpul pukul 16.00 WIB, tetapi yah begitu jam Indonesia suka ngaret gak jelas. Tidak terasa akhirnya tiba juga di masjid. “Yang lain mana ko masih sepi?” Celetuk Nina pada Niswah “Gak tahu Nin tapi katanya Fio lagi pada di Al-Ihya” jawab Niswah “Owh gitu, coba yang punya nomernya anak kelas di sms biar kita cepet berangkat” kata Nina “Nih aku dah sms ke teman-teman tinggal nunggu balasannya aja nin” sahut Ayu “Oke deh” jawab Nina Alhamdulillah merekapun berdatangan satu-persatu namun ada juga yang mau langsung ke tempat lokasinya. Kamipun memutuskan untuk naik angkot D2 sementara anak laki-lakinya menunggu sebagian yang masih dalam perjalanan. Perjalanan kamipun lancar dan langsung mengambil posisi duduk manis sambil menunggu teman yang lain. Disela kekosongan ini Nida mencatat makanan apa yang anak-anak inginkan, namun dari sudut lain terlihat mereka saling bercakap-cakap ria sambil foto bersama sebagai dokumentasi pribadi. Tak perlu menunggu lama mereka datang lalu mengambil possisi duduk yang telah tersedia. Saat itu ada 4 meja saling berhadapan yang akan menajadi saksi kami makan bersama. Allahu akbar.... terdengar suara adzan berkumandang saatnya kami membatalkan puasa secara serentak. Alhamdulillah buka bersama yang membawa berkah, kebersamaan seperti ini tidak akan terulang kembali karena kedepannya kami disibukkan dengan tugas-tugas lain yang akan menyita waktu sehingga tidak mudah untuk mengumpulkan kami kembali jikalau ada hanya satu dua. Terimakasih untuk hari ini teman-teman, walaupun aku tidak berpuasa tetapi ku tetap menghargai kalian yang berpuasa. Hanya dengan kalian ku merasakan kebahagiaan di ramadhan tahun ini. Setelah selesai kamipun pulang diantar ke tempat masing-masing untuk beristirahat. Tepat dihari Sabtu ku pulang ke kampung halaman rumahku. Pukul 09.30 WIB ku menunggu D10 tak kunjung datang (dalam hati was-was). Alhamdulillah tiba juga angkot yang dinanti. Setelah tiba di terminal Harjamukti naik bus sahabat. Entah ada apa dengan kenetnya tidak mau dibayar seperti biasa. Sempat aku bergeming”Hmm, namanya saja bus sahabat tetapi kok harganya tidak bersahabat!” (dengan nada kesal). Astaghfirullah inikan bulan puasa kenapa ku terpikirkan yang macam-macam begitu. Yah daripada buat ribut akupun menambahkan tarif dari biasanya. Yeah... sampai juga di rumah, senang sekali rasanya dapat bertemu orang tua kembali. Akhirnya puasa yang ditunggu tiba juga bagiku, tepat di malam selasa ku melaksanakan tarawih bersama adik-adikku. Jarak dari rumah menuju masjid tidak terlalu jauh jadi kami berjalan kaki menuju masjid At-Thahariyah. Baru ramadhan kali ini tarawihnya di masjid karena sebelumnya ku hanya trawih di mushala terdekat. Alhamdulillah ramadhan penuh berkah bagi keluargaku. Walaupun hidup kami sederhana tetapi aku selalu merasakan kebahagiaan berkumpul bersama mereka. Setelah selesai tarawih ku langsung tadarusan sampai pukul 22.00 dan selebihnya buatku istirahat. Hal yang selalu aku nantikan yaitu saat tibanya waktu sahur Ibu senantiasa membangunkan aku tanpa kenal lelah. Bahkan aku belum sempat membantu menyiapkan makanan sahurnya. Itulah yang membuat Ibu terkadang tidak tertidur demi membuat makanan sahur. Dan yang terpenting Ibu selalu mengajarkan puasa penuh sejak ku dini, begitupun dengan adikku sekarang yang duduk di bangku SD kelas 5. Namun terkadang adikku sempat bialng ke aku “pengin minum” saat siang tiba. Ku hanya mengingatkan dan memberi nasehat agar adikku kuat melaksanakan puasa hari itu juga. Kumpul makan sahur bareng keluarga terasa lebih menyenangkan. Obrolan yang berupa nasehat dari orang tuaku selalu menjadi pengingatku selama ini. Ya Allah ku ingin ramadhan tahun depan bisa makan sahur bareng keluarga lagi. Terimakasih buat Ibuku tercinta ketulusan hatimu tidak akan tergantikan oleh apapun. Semoga di bulan puasa tahun ini akan memberikan makna sendiri dalam relung hati yang terdalam. Amin.... Pesan moral yang dapat diambil dari kutipan cerpen diatas yaitu jagalah kebersamaan kita dalam bermasyarakat karena itulah kunci kita untuk memperkokoh tali persatuan kita yang saat ini mulai merenggang. Bertemanlah sebanyak-banyaknya, ingat jangan melihat perbedaan tetapi lihatlah persamaan kita sebagai makhluk Khalik disitulah kita akan menemukan kebahagiaan, karena bahagia itu sederhana tinggal langkah apa yang akan kita lakukan untuk mewujudkan kebahgiaan tersebut. Dan yang tidak boleh terlupakan yaitu hargailah jerih payah orang tua kita walaupun kecil dimata kita namun suatu hari nanti akan selalu menjadi kenangan terindah yang tidak akan tergantikan oleh apapun. Semoga amal ibadah puasa di bulan ramadhan tahun ini diterima Allah SWT dan apa yang kita lakuakn niatkanlah klillahi ta’ala insya Allah do’a kita akan didengar oleh-Nya. Amin ya robbal alamin....